Dari perspektif spiritual, kerelaan Nabi Isma’iil untuk dikurbankan adalah wujud kefanafillahan Nabi Isma’iil as. sebagaimana pula kerelaan Nabi Yaahyaa untuk dipenggal kepalanya tanpa sedikitpun ketakutan adalah wujud kefanafillahan Nabi Yaahyaa as. Kefanafillahan Nabi Ismaiil as. membuat beliau tidak mempan dipenggal dan diganti dengan seekor domba besar bertanduk dan
berbulu putih. Sedangkan kefanafillahan Nabi Yaahyaa as. membuat beliau menerima rasa kepuasan, kebahagiaan, keselamatan dan keberkahan spiritual yang sangat berlimpah saat diwafatkan, saat hidup di alam barzakh sekarang, dan saat dibangkitkan kelak di Akhirat.
Dari kacamata PancaLAKU, semakin tinggi level PancaLAKU seseorang, maka semakin rela dan sabar ia diuji oleh Allah, baik dengan ujian kekerasan hidup maupun dengan ujian kenikmatan-kenikmatan duniawiah. Sederhananya:
Level 1 PancaLAKU, Rendah Hati: membuat seseorang tahan banting dan bahagia 20% saat diuji Allah
Level 2 PancaLAKU, Lurus: membuat seseorang tahan banting dan bahagia 40% saat diuji Allah
Level 3 PancaLAKU, Tulus: membuat seseorang tahan banting dan bahagia 60% saat diuji Allah
Level 4 PancaLAKU, Zuhud: membuat seseorang tahan banting dan bahagia 80% saat diuji Allah
Level 5 PancaLAKU, Fanafillah : membuat seseorang tahan banting dan bahagia 100% saat diuji Allah
Tidak ada airmata, kecuali airmata kebahagiaan saat seseorang yang mengamalkan PancaLAKU diuji oleh Allah. Ada yang bertanya: “Mas Yos susah amalkan PancaLAKU!! Aku tak sanggup!”. Jawaban saya: “Jika kita hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri kita TAK MUNGKIN amalkan PancaLAKU kecuali hanya sampai level 2 atau 3. Itu pun dengan susah payah. Hanya dengan CINTA-NYA lah seseorang dapat mengamalkan PancaLAKU”. Maka dulu sekali saat si yos berusia 8 atau 9 tahun, pernah menyendiri dengan tubuh mungilnya dalam semak-semak belukar di Bergedorf, Hamburg, dan berdoa dalam bahasa Jerman yang intinya adalah: “Lieber Gott (Tuhan Terkasih) berikanlah saya CINTA sebesar CINTA-nya para nabi kepada-MU, sehingga karena CINTA itu saya (sebagaimana para nabi) dapat tahan banting dan bahagia jika diuji oleh-MU.”
Apakah doanya si yos kecil dikabulkan Allah? …biarlah perjalanan CINTA dari waktu ke waktu yang menjawabnya. Atau dalam bahasa lawas Catatan Harian Membuka Hati (CHMH) :
A’udzuu billahi minasy syaithonir rajiim
BismillahirRahmaanirRahiim
Semua berawal dari cinta
ketika Sang Awal mencipta dunia
semua berawal dari cinta
ketika si fana berguru pada kalbu dengan segenap cinta
hingga ridho-Nya menghampiri
dirahmatilah si fana dengan curahan hidayah-Nya
curahan hidayah-Nya melahirkan pengertian akan hikmah dalam dirinya
arus hikmah mengalirkan rasa syukur, sabar, ingin memberi kedamaian,
dan berbagi kebahagiaan kepada sesama
arus hikmah menyuburkan kesadaran untuk berbuat lebih mulia
Cinta… hidayah… hikmah… perbuatan mulia…
mendatangkan
cinta… hidayah… hikmah… perbuatan mulia…
mendatangkan
cinta… hidayah… hikmah… perbuatan mulia…
mendatangkan… (tiada penghabisan)
dari Cinta semua berawal
kembali kepada Cinta semua berakhir
Cinta adalah Keindahan dan Keagungan
Cinta adalah Keanggunan dan Kekuatan
Cinta adalah Pengorbanan dan Harapan
Cinta adalah Mati dan Hidup
Cinta adalah Akhir dan Nafas Kehidupan
Cinta adalah Wajah-Nya kepada dunia
Diri-Nya tiada jauh, pun tiada tersentuh
Diri-Nya tiada tercakupi, pun tiada tak terjangkau
Diri-Nya tiada tersembunyi, pun tiada tampak
Diri-Nya adalah Empunya Wajah dan Dzat
Diri-Nya adalah Yang Menampakkan dan Yang Tersembunyi
Diri-Nya tiada terjangkau oleh akal pikiran
Diri-Nya terjangkau oleh Cinta Tulus yang memenuhi Kalbu
dia yang menggunakan akalnya akan mengenal dirinya
dia yang menghadirkan cinta sejati akan mengenal dekat Diri-Nya
cinta sejati adalah cinta nabi-nabi: Ilyas, Ilyasa’a, Yahya, I’ysa
hidup dalam kepapaan tiada mengharap dunia
namun memperkaya dunia, memberkahi jiwa-jiwa
dengan cinta, pengetahuan, dan perbuatan mulia
cinta sejati milik nabi-nabi: Hud, Shalih, Musa, Harun, Dawud
hidup tanpa keinginan agar dikenang sebagai pejuang
namun berjuang melawan kezaliman tanpa harap imbalan
cinta sejati ada pada nabi-nabi: Nuh, Ibrahim, Isma’il, Yusuf, Ayyub
hidup sabar dalam penjara dunia bukan karena takut kepada-Nya
namun semata karena besarnya cinta kepada-Nya
cinta sejati terpancar dari nabi-nabi: Adam, Idris, Luth, Ishaq, Ya’qub,
Syu’ayb, Sulayman, Zulkifli, Yunus, Zakariya
hidup saleh karena cinta pada-Nya hingga kembali berpulang ke hadirat-Nya
dia yang memiliki cinta sejati tiada takut dan bersedih
karena dirinya tiada tertipu oleh wajah dunia
cobaan godaan dunia tiada mampu menundukkannya
dunia TERTUNDUK padanya
dia yang memiliki cinta sejati termasuk dalam golongon kekasih-Nya
nabi telah berakhir pada diri Muhammad
kekasih-Nya belum berakhir pada Nabi Muhammad
July 3, 2004
“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan egonya, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan kehidupan duniawiah, dan di sisi Allah (saat FANAFILLAH, musnahnya ego oleh CINTA-NYA)-lah tempat kembali (kepada-NYA) yang terbaik.”
( QS. Aalii I’mraan, ayat ke-14 )
~ Yos W. Hadi